Tugas
Limnologi
PARAMETER KUALITAS AIR
OLEH :
NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM : 09C10432053
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2010
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah melinpahkan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga makalah tentang parameter kualitas air ini dapat terselesaikan
tepat pada waktu yang telah di sepakati.
Selanjutnya selawat beserta salam tidak lupa kita
sanjungkan kepangkuan alam, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabat beliau,
baik ulama mutakadimin maupun ulama mutaakhirin yang telah memberikan petunjuk,
dan telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.
Ucapan
terimakasih saya kepada dosen mata kuliah LIMNOLOGI
yang telah memberikan makalah ini, dengan demikian saya telah mengenal apa itu PARAMETER KUALITAS AIR ,dan dengan adanya
rasa kepuasan laporan ini dapat saya selesaikan.
Akhir
kata tiada gading yang tak retak begitu juga dengan laporan ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu apa bila ada kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan gunau ntuk ilmu di masa yang akandatang.
Semogarahmatdanhidayahsertalindungan-Nyaselaludilimpahkankepadakitasemuaselaku
orang-orang yang selaluinginmencarikehidupan yang lebihbaik di duniadanakhirat.
Amin…
Meulaboh
22 oktober 2010
Penyusun
ROMI ANDRIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limnologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang tipologi perairan tawar baik yang mengalir
( lotik ) maupun yang mengenang ( lentik ). Kajian tersebut meliputi sifat
fisika ( morfometrik, cahaya, suhu, kecerahan ), kimia ( gas terlarut, pH,
alkalinitas, kesadahan, nutrient ) dan biologi ( terutama bahan organik,
detricus dan dekomporer ).
Untuk dapat
mengerti dengan baik kehidupan isuatu perairan, diperlukan pengetahuan tidak
hanya mengenai jasadnya saja, tetapi juga mengenai pengaruh lingkungan dari
dalam ataupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
jasad-jasad tersebut.
1.2
Tujuan
Limnologi
semakin penting dalam pengelolaan perairan tawar bagi umat manusia. Oleh karena
diperlukan pemahaman dan keterampilan yang memadai guna mengukur sifat-sifat
lingkungan perairan tawar tersebut. Adapun tujuan
lain dari pada itu yaitu agar mahasiswa/i lebih mengerti tentang materi yang
telah diberikan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan terutama tentang
parameter kualitas air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kedalaman adalah parameter fisika yang mendasar dan berpengaruh pada aspek lainya seperti kecerahan, suhu, dan kelarutan oksigen. kadalaman dalam suatu ekosistem perairan dapat bervariasi dari suatu tempat ketempat yang lain.
2. kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam perairan. begitu juga sebaliknya
3. suhu air adalah parameter fisika yang dipengaruhin oleh kecerahan dan kedalaman. air yang dangkal dan daya tembus cahaya matahari yang tinggi dapat meningkatkan suhu perairan.
4. arus atau aliran air adalah parameter fisika yang dapat dijadikan pembedaan beberapa ekosistem perairan tawar. perbedaan utama ekosistem lotik dan lentik adalah arus.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Parameter Fisika
a.
Suhu
Suhu
mempengaruhi aktifitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme
baik di lautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut.
Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan. Sacara umum
laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dan dapat menaikan
kehidupan ikan bahkan dapat menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai
ektrem ( drastis ). Perubahan suhu air yang drastis dapat mematikan ikan karena
terjadi perubahan daya angkut darah.
Gambar
1 : Thermometer Alat Pengukur Suhu
b.
Kecepatan
Arus
Pada
prinsipnya bentuk gerakan air adalah arus, gelombang dan seiche. Gerakan air
ini mengakibatkan terjadinya sirkulasi panas, sirkulasi zat-zat terlarut dan
sirkulasi jasad-jasad yang hidup didalamnya.
Kecepatan arus
dan penyebab munculnya arus dari setiap perairan berbeda-beda, tergantung jenis
perairan tersebut. Pada perairan lentik seperti danau, waduk dan rawa, arus air
sebagian besar disebabkan karena adanya pergerakan angin dipermukaan air. Arus
yang terjdi karena gerakan angin ini memiliki kecepatan yang tidak begitu
tinggi. Sedangkan pada perairan lotik seperti sungai, kecepatan arus disebabkan
karena tiga faktor yaitu :
1.
Kecuraman gradien permukaan.
2.
Halus kasarnya dasar sungai.
3.
Kedalaman dan lebar sungai.
Kecepatan arus
disuatu perairan menentukan terhadap distribusi organisme yang ada didalamnya,
mekanisme adaptasi organisme dan mekanisme pengukuran produktivitas suatu
perairan.
Gambar2 :AlatpengukurKecepatanArus
c.
Kecerahan
Kecerahan
adalah sebagian cahaya yangditeruskan kedalam air dan dinyatakan dengan persen,
dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrum yang terlihat cahaya yang
melalui lapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus pada permukaan air. Dengan
mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih
ada terjadi kemungkinan proses asimilasi di dalam air, lapisan-lapisan manakah
yang tidak keruh, dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak
pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan.
Kekeruhan yang
baik adalah kekeruhn yang disebabkan oleh jasad-jasad renik atau plankton.
Nilai kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan adalah lebih dari 45 cm artinya
kita dapat melihat kedalaman air sejauh 45 cm atau lebih. Karena bil nilai
kecerahan kurang dari 45 cm batas pandangan ikan berkurang.
d.
Kedalaman
Air
Pengukuran
kedalaman air bertujuan untuk mengetahui tingkat kedalaman suatu perairan.
Kedalaman perairan mempengaruhi terhadap kecepatan arus dipermukaan, proses
pemanfaatan mayor dan minor nutrien dari dasar ke permukaan air oleh tumbuhan
air fitoplanton dan tingkat pasang surut suatu perairan.
e.
Warna
Perairan
Warna dan kekeruhan mempengaruhi corak
dan sifat optis lainnyadari suatu perairan, juga menentukan transmisi cahaya
diperairan yang akhirnya mempengaruhi proses-proses biologis yang terjadi di
dalamnya. Beberapa faktor yang menentukan warna air, yaitu bahan-bahan yang
melayang, baik yang hidup maupun yang mati, kualitas cahaya yang jatuh, yang
dipengaruhi oleh warna daerah sekelilingnya, warna langit dan warna dasar
periran.
f.
Substrat
Jenis substrat dari suatu perairan
mempengaruhi terhadap keberadaan organisme di suatu perairan, produktivitas
perairan, dan sebagainya.
3.2 Parameter kimia
1.
pH
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan
perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang
produktif, malah dapat membunuh ikan,
pada pH rendah ( keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan
berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktifitaspernapasan
naik, dan selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana
basa. Atas dasar ini maka usaha budidaya ikan akan berhasil baik dalam air
dengan pH 6,5-9,0, sedangkan selera makan tertinggi didapat pada pH 7,5-8,5.
Gambar 3 : pH Phep Dan Kertas Lakmus (
Alat Pengukur pH )
2.
DO
( Oksigen Terlarut )
Oksigen terlarut adalah suatu jenis
gas terlarut dalam air dengan jumlah yang sangat banyak, yaitu menempati urutan
kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya
ikan, oksigen menempati urutan teratas. Oksigen yang diperlukan ikan untuk
pernapasannya harus berlarut dalam air. Hanya jenis ikan tertentu seperti
gurami, lele, dan tambak yang mampu menghirup oksigen diudara bebas karena
mempunyai alat pernapasan tambahan. Oksigen merupakan salah satu faktor
pembatas, sehingga bila ketersediaanya
didalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan budidaya, maka segala
aktifitas akan terhambat.
Ikan membutuhkan oksigen guna pembakar
bahan bakarnya (makanan) untuk menghasilkan aktifitas, seperti aktifitas
berenang, pertumbuhan, reproduksi, dan sebegainya. Oleh karena itu,
ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktifitas ikan, konversi
pakan demikian laju pertumbuhan tergantung pada oksigen dengan ketentuan faktor
kondisi lainnya adalah optimum.
3.
Karbondioksida
Karbondioksida diatmosfer berada dalam
jumlah relatif kecil antara 0,027 – 0,044 %. Sedangkan diperairan alam,
karbondioksida berada dalam jumlah yang melimpah dan memegang peranan penting
dalam proses fotosintesis. Karbondioksida dalam suatu perairan selalu tersedia di
dalam air ± 0,55 – 0,60 mg/liter. Sedangkan sebagai tambahan, Co2 bisa berasal
dari air hujan, air bawah tanah yang kaya Co2, hasil respirasi organisme baik
dari hewan maupun tumbuhan.
4.
Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter
kimia perairan yang menunjukan jumlah ion karbonat dan bicarbonat yang mengikat
logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan
kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai
penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH.
5.
Amonia
– Nitrogen
Pada suatu kolam budidaya, peningkatan
konsentrasi amonia dapat terjadi karena pengeluaran hasil metabolisme ikan
melalui ginjal dan jaringan insang. Salain itu, ammonia dalam kolam juga dapat
terbentuk sebagai hasil proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa pakan
atau plankton yang mati. Konsentrasi ammonia dibawah 0,02 ppm cukup aman bagi
sebagian besar akan sedangkan diatas angka tersebut dapat menyebabkan timbulnya
keracunan pada ikan.
6.
Nitrat
– Nitrogen
Nitrat merupakan salah satu unsur
penting untuk sintesis protein fitoplankton. Akan tetapi nitrat pada
konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan fito plankton yang tidak
terbatas. Menurut Alaert dan Santika ( 1987 ), rendahnya kandungan nitrat pada
kolam akan mengakibatkan sedikitnya plankton. Durbarrow et al ( 1997 ) menyatakan Nitrat merupakan nutrien penting bagi
kebanyakan organisme autotrof yang berfotosintesis. Nitrat dalam perairan
dihasilkan dari proses nitrifikasi.
7.
BOD5
( Biological Oxygen Demand )
BOD ( Biological Oxygen Demand )
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikro organisme dalam air untuk
mendegradasi bahan buangan organik yang ada di dalam air lingkungan tesebut
(Wardhana, 2001).
Demikian
juga munurut Suin (1999) berpendapat bahwa BOD5 atau kebutuhan oksigen biologi
suatu badan air adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh organisme yang
terdapat didalamnya untuk bernafas selama 5 hari.
8.
COD
( Chemical Oxygen Demand )
COD adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (
Boyd, 1990 ). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diuraikan secara
kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan
panas dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991),
sehingga segala macam organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan
sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD
memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada diperairan.
Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari
COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN PENUTUP
1.
Ilmu limnologi semakin penting dalam
dlam pengelolaan perairan tawar bagi umat manusia.
2.
Perubahan suhu yang drastis dapat
mengakibatkan ikan mati karena terjadi perubahan daya angkut darah.
3.
Oksigen merupakan salah satu faktor
pembatas, sehingga bila ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan
ikan budidaya, maka segala aktifitas ikan akan terhambat.
4.
Nitrat merupakan salah satu faktor
penting untuk sintesis protein fitoplonkton.
Sumanjaya, K.,1975. Limnologi. Proyek Peningkatan
Mutu Perguruan Tinggi. Bogor, 95
hal.
Hadikusumah, P.1988. Kondisi Arus Pasang Surut di
Perairan Ujung Watu Jepara dalam Proseding Seminar Ekologi Laut dan Pesisir I.
Puslitbang LIPI dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia
Sidjabat,M.M., 1976. Pengantar Oceanografi, Fakultas
Perikanan Institute Pertaniaan Bogor,
Bogor.
Yulham,husni dan neneng marlian.2008.Panduan
Praktikum Mata Kuliah Limnologi Dasar.FPIK-UTU.
Asdak,
C, 2002. HidrologidanPengelolaanAliran Sungai.GadjahMada. University Press. Yogyakarta,618