Minggu, 15 September 2013

Tugas Limnologi

PARAMETER KUALITAS AIR



OLEH :

NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM : 09C10432053




FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2010


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah melinpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga makalah tentang parameter kualitas air ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah di sepakati.
 Selanjutnya selawat beserta salam tidak lupa kita sanjungkan kepangkuan alam, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabat beliau, baik ulama mutakadimin maupun ulama mutaakhirin yang telah memberikan petunjuk, dan telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.
Ucapan terimakasih saya kepada dosen mata kuliah LIMNOLOGI yang telah memberikan makalah ini, dengan demikian saya telah mengenal apa itu PARAMETER KUALITAS AIR ,dan dengan adanya rasa kepuasan laporan  ini dapat saya selesaikan.
Akhir kata tiada gading yang tak retak begitu juga dengan laporan ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu apa bila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan gunau ntuk ilmu di masa yang akandatang.
Semogarahmatdanhidayahsertalindungan-Nyaselaludilimpahkankepadakitasemuaselaku orang-orang yang selaluinginmencarikehidupan yang lebihbaik di duniadanakhirat. Amin…



Meulaboh 22 oktober 2010
Penyusun

ROMI ANDRIAN


                        

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Limnologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tipologi perairan tawar baik yang mengalir ( lotik ) maupun yang mengenang ( lentik ). Kajian tersebut meliputi sifat fisika ( morfometrik, cahaya, suhu, kecerahan ), kimia ( gas terlarut, pH, alkalinitas, kesadahan, nutrient ) dan biologi ( terutama bahan organik, detricus dan dekomporer ).
Untuk dapat mengerti dengan baik kehidupan isuatu perairan, diperlukan pengetahuan tidak hanya mengenai jasadnya saja, tetapi juga mengenai pengaruh lingkungan dari dalam ataupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi jasad-jasad tersebut.

1.2 Tujuan
Limnologi semakin penting dalam pengelolaan perairan tawar bagi umat manusia. Oleh karena diperlukan pemahaman dan keterampilan yang memadai guna mengukur sifat-sifat lingkungan perairan tawar tersebut. Adapun tujuan lain dari pada itu yaitu agar mahasiswa/i lebih mengerti tentang materi yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan terutama tentang parameter kualitas air.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1. Kedalaman adalah parameter fisika yang mendasar dan berpengaruh pada aspek lainya seperti kecerahan, suhu, dan kelarutan oksigen. kadalaman dalam suatu ekosistem perairan dapat bervariasi dari suatu tempat ketempat yang lain.
2. kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam perairan. begitu juga sebaliknya
3. suhu air adalah parameter fisika yang dipengaruhin oleh kecerahan dan kedalaman. air yang dangkal dan daya tembus cahaya matahari yang tinggi dapat meningkatkan suhu perairan.
4. arus atau aliran air adalah parameter fisika yang dapat dijadikan pembedaan beberapa ekosistem perairan tawar. perbedaan utama ekosistem lotik dan lentik adalah arus.




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Parameter Fisika
a.        Suhu
Suhu mempengaruhi aktifitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan. Sacara umum laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dan dapat menaikan kehidupan ikan bahkan dapat menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ektrem ( drastis ). Perubahan suhu air yang drastis dapat mematikan ikan karena terjadi perubahan daya angkut darah.
Gambar 1 : Thermometer Alat Pengukur Suhu

b.                  Kecepatan Arus
Pada prinsipnya bentuk gerakan air adalah arus, gelombang dan seiche. Gerakan air ini mengakibatkan terjadinya sirkulasi panas, sirkulasi zat-zat terlarut dan sirkulasi jasad-jasad yang hidup didalamnya.
Kecepatan arus dan penyebab munculnya arus dari setiap perairan berbeda-beda, tergantung jenis perairan tersebut. Pada perairan lentik seperti danau, waduk dan rawa, arus air sebagian besar disebabkan karena adanya pergerakan angin dipermukaan air. Arus yang terjdi karena gerakan angin ini memiliki kecepatan yang tidak begitu tinggi. Sedangkan pada perairan lotik seperti sungai, kecepatan arus disebabkan karena tiga faktor yaitu :
1.                  Kecuraman gradien permukaan.
2.                  Halus kasarnya dasar sungai.
3.                  Kedalaman dan lebar sungai.
Kecepatan arus disuatu perairan menentukan terhadap distribusi organisme yang ada didalamnya, mekanisme adaptasi organisme dan mekanisme pengukuran produktivitas suatu perairan.

    Gambar2 :AlatpengukurKecepatanArus
c.         Kecerahan
Kecerahan adalah sebagian cahaya yangditeruskan kedalam air dan dinyatakan dengan persen, dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus pada permukaan air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada terjadi kemungkinan proses asimilasi di dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan.
Kekeruhan yang baik adalah kekeruhn yang disebabkan oleh jasad-jasad renik atau plankton. Nilai kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan adalah lebih dari 45 cm artinya kita dapat melihat kedalaman air sejauh 45 cm atau lebih. Karena bil nilai kecerahan kurang dari 45 cm batas pandangan ikan berkurang.

d.        Kedalaman Air
Pengukuran kedalaman air bertujuan untuk mengetahui tingkat kedalaman suatu perairan. Kedalaman perairan mempengaruhi terhadap kecepatan arus dipermukaan, proses pemanfaatan mayor dan minor nutrien dari dasar ke permukaan air oleh tumbuhan air fitoplanton dan tingkat pasang surut suatu perairan.

e.         Warna Perairan
          Warna dan kekeruhan mempengaruhi corak dan sifat optis lainnyadari suatu perairan, juga menentukan transmisi cahaya diperairan yang akhirnya mempengaruhi proses-proses biologis yang terjadi di dalamnya. Beberapa faktor yang menentukan warna air, yaitu bahan-bahan yang melayang, baik yang hidup maupun yang mati, kualitas cahaya yang jatuh, yang dipengaruhi oleh warna daerah sekelilingnya, warna langit dan warna dasar periran.
f.         Substrat
          Jenis substrat dari suatu perairan mempengaruhi terhadap keberadaan organisme di suatu perairan, produktivitas perairan, dan sebagainya.

3.2 Parameter kimia
1.        pH
          pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif,  malah dapat membunuh ikan, pada pH rendah ( keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktifitaspernapasan naik, dan selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini maka usaha budidaya ikan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5-9,0, sedangkan selera makan tertinggi didapat pada pH 7,5-8,5.
       
Gambar 3 : pH Phep Dan Kertas Lakmus ( Alat Pengukur pH )

2.        DO ( Oksigen Terlarut )
          Oksigen terlarut adalah suatu jenis gas terlarut dalam air dengan jumlah yang sangat banyak, yaitu menempati urutan kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya ikan, oksigen menempati urutan teratas. Oksigen yang diperlukan ikan untuk pernapasannya harus berlarut dalam air. Hanya jenis ikan tertentu seperti gurami, lele, dan tambak yang mampu menghirup oksigen diudara bebas karena mempunyai alat pernapasan tambahan. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga bila ketersediaanya  didalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan budidaya, maka segala aktifitas akan terhambat.
          Ikan membutuhkan oksigen guna pembakar bahan bakarnya (makanan) untuk menghasilkan aktifitas, seperti aktifitas berenang, pertumbuhan, reproduksi, dan sebegainya. Oleh karena itu, ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktifitas ikan, konversi pakan demikian laju pertumbuhan tergantung pada oksigen dengan ketentuan faktor kondisi lainnya adalah optimum.

3.        Karbondioksida
          Karbondioksida diatmosfer berada dalam jumlah relatif kecil antara 0,027 – 0,044 %. Sedangkan diperairan alam, karbondioksida berada dalam jumlah yang melimpah dan memegang peranan penting dalam proses fotosintesis. Karbondioksida dalam suatu perairan selalu tersedia di dalam air ± 0,55 – 0,60 mg/liter. Sedangkan sebagai tambahan, Co2 bisa berasal dari air hujan, air bawah tanah yang kaya Co2, hasil respirasi organisme baik dari hewan maupun tumbuhan.

4.        Alkalinitas
          Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion karbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH.

5.        Amonia – Nitrogen
          Pada suatu kolam budidaya, peningkatan konsentrasi amonia dapat terjadi karena pengeluaran hasil metabolisme ikan melalui ginjal dan jaringan insang. Salain itu, ammonia dalam kolam juga dapat terbentuk sebagai hasil proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa pakan atau plankton yang mati. Konsentrasi ammonia dibawah 0,02 ppm cukup aman bagi sebagian besar akan sedangkan diatas angka tersebut dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan.

6.        Nitrat – Nitrogen
          Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesis protein fitoplankton. Akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan fito plankton yang tidak terbatas. Menurut Alaert dan Santika ( 1987 ), rendahnya kandungan nitrat pada kolam akan mengakibatkan sedikitnya plankton. Durbarrow et al ( 1997 ) menyatakan Nitrat merupakan nutrien penting bagi kebanyakan organisme autotrof yang berfotosintesis. Nitrat dalam perairan dihasilkan dari proses nitrifikasi.

7.        BOD5 ( Biological Oxygen Demand )
          BOD ( Biological Oxygen Demand ) merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikro organisme dalam air untuk mendegradasi bahan buangan organik yang ada di dalam air lingkungan tesebut (Wardhana, 2001).
Demikian juga munurut Suin (1999) berpendapat bahwa BOD5 atau kebutuhan oksigen biologi suatu badan air adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh organisme yang terdapat didalamnya untuk bernafas selama 5 hari.

8.        COD ( Chemical Oxygen Demand )
          COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air ( Boyd, 1990 ). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diuraikan secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada diperairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.


BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP

1.        Ilmu limnologi semakin penting dalam dlam pengelolaan perairan tawar bagi umat manusia.
2.        Perubahan suhu yang drastis dapat mengakibatkan ikan mati karena terjadi perubahan daya angkut darah.
3.        Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga bila ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan budidaya, maka segala aktifitas ikan akan terhambat.
4.        Nitrat merupakan salah satu faktor penting untuk sintesis protein fitoplonkton.




DAFTAR PUSTAKA

Sumanjaya, K.,1975. Limnologi. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Bogor, 95 hal.
Hadikusumah, P.1988. Kondisi Arus Pasang Surut di Perairan Ujung Watu Jepara dalam Proseding Seminar Ekologi Laut dan Pesisir I. Puslitbang LIPI dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia
Sidjabat,M.M., 1976. Pengantar Oceanografi, Fakultas Perikanan Institute  Pertaniaan Bogor, Bogor.
Yulham,husni dan neneng marlian.2008.Panduan Praktikum Mata Kuliah Limnologi Dasar.FPIK-UTU.
Asdak, C, 2002. HidrologidanPengelolaanAliran Sungai.GadjahMada. University Press. Yogyakarta,618